Categories
Buku Haruki Murakami Uncategorized

CINTA TERPISAH DUNIA: AOMAME & TENGO

Buku ini merupakan karya Haruki Murakami yang kedua dibaca saat awal-awal mulai mendalami karya-karya beliau. Sebagian orang menyarankan membaca versi vintage terlebih dahulu, namun karena dari judul sudah menarik dan terdapat tiga percabangan cerita, maka buku ini tetap menjadi pilihan di kala itu. Baru belakangan ini memiliki waktu untuk mengulas buku yang penuh misteri, makna tersembunyi, dan paling tebal di antara buku lainnya. Sebab itu diperlukan pembacaan berulang agar mendapat ulasan yang sesuai dengan apa yang diutarakan buku ini. Memang sebagian besar orang bilang kalau membaca karya-karya Murakami itu yang diutamakan adalah kesabaran dan kepahaman.

Dimulai dengan seorang tokoh perempuan bernama Aomame yang sedang menaiki taksi di Tokyo menuju perjalanan kerjanya. Ketika taksi terjebak dalam kemacetan di Jalan Shibuya, supirnya menyarankannya untuk turun dari mobil dan mengambil tangga darurat demi mencapai tepat waktu di pertemuan penting kantornya. Walaupun begitu, ia mengimbau Aomame bahwa ketika ia melakukan hal tersebut akan mengubah kenyataan hidupnya. Sempat ragu, akhirnya Aomame dapat sampai di hotel di Shibuya dan menyamar menjadi pelayan hotel untuk bisa membunuh tamu hotel. Ia membunuhnya menggunakan alat pemecah es dengan tidak meninggalkan jejak pada korban. Sehingga dugaan kematiannya diakibatkan kegagalan jantung. Aomame mulai merasakan pengalaman aneh, menyadari sebuah dunia baru yang berbeda. Polisi Tokyo kini membawa pistol otomatis. Padahal sebelumnya mereka menggunakan revolver. Kemudian ia segera mengecek berita di koran-koran terdahulu dan ia menemukan berita di mana ia tidak tahu. Sembari membaca artikel tersebut, ia menyimpulkan bahwa ia tengah hidup di dunia alternatif yang disebutnya “1Q84” dan ia memperkirakan memasukinya semenjak mendengar Janacek Sinfonietta di radio taksi.

Sementara itu, di lini waktu yang sama, ada seorang lelaki bernama Tengo yang diperkenalkan kemudian. Ia merupakan guru matematika dan sekaligus penulis. Komatsu, editor dan pembimbingnya, menyuruh Tengo untuk menulis ulang novel berjudul Kepompong Udara demi mendapatkan hadiah dan promosi literasi baru yang ajaib. Tengo mempunyai syarat dalam menulis ulang karya seseorang, ia setuju bila dapat bertemu langsung dengan penulis aslinya dengan nama pena “Fuka-Eri” dan meminta perizinan darinya. Pada tahun 1974, Fukada yang merupakan ayahnya Fuka-Eri dan 30 orang lainnya membentuk sebuah komune bernama “Sakigake”. Anggota muda komune tersebut bekerja keras di bawah kepemimpinan Fukada, namun ketidaksetujuan dalam komune tersebut mengarahkan pada munculnya faksi radikal yang ingin membentuk komune baru bernama “Akebono” dan komune tersebut sering kali terlibat dalam baku tembak dengan kepolisian di dekat Danau Motosu, Prefektur Yamanashi. Setelah itu tidak ada yang tahu dan pintu masuk ke komune benar-benar terjaga dengan ketat.

10357575

1Q84 terbagi menjadi 3 buku dengan cerita fokus Aomame pada bab berangka ganji, dan fokus Tengo pada bab genap. Namun ada versi yang sudah disatukan menjadi buku bertebal 900 halaman. Kemunculan tokoh-tokoh lain dalam cerita ini benar-benar berpengaruh dan penting bagi jalannya cerita. Bahkan dapat memunculkan sebuah percabangan cerita baru di dalamnya. Kemisteriusan yang dituangkan Murakami dalam karyanya ini pun tidak tanggung-tanggung, dari kemajuan teknologi, munculnya dua bulan, keterlibatan tokoh pada dunia alternatif, serta masih banyak lagi ini memeriahkan serta membuat kompleks cerita. Dialog yang padat, quotable, tema surealis, pendalaman karakter yang sangat baik, plus ditunjang dengan narasi yang indah, itulah yang disuka dari buku-buku Murakami.

1Q84 meninggalkan banyak sekali pertanyaan. Ada hal-hal yang sepertinya belum tuntas, belum terjawab, sengaja dibiarkan menggantung. Mungkin memang sengaja dibiarkan jadi teka-teki oleh Murakami sesaat begitu menyelesaikan bacaan ini. Meskipun begitu ada keindahan pada pertengahan menuju akhir cerita yang menanti pembacanya meskipun harus melalui kebingungan akan jalannya cerita. Tetapi memang seperti itulah khas dari Haruki Murakami.

 

Salam literasi!

3 replies on “CINTA TERPISAH DUNIA: AOMAME & TENGO”

Saya sepakat dengan kalimat akhir alinea awal, bahwa membaca saat Murakami yang diutamakan adalah kesabaran dan kepahaman. Kesabaran diperlukan sekali buat melewati seratus halaman pertama yang memberi basis pada cerita.

Omong-omong baru kemudian saya menyadari, setelah baca 1984 karya Orwell, bahwa 1Q84 (versi bahasa Inggris, setidaknya, sebab saya membaca yang edisi bahasa Inggris) punya suasana yang senuansa dengan 1984. Secara implisit, 1Q84 juga mempertanyakan soal otoritas yang terlalu mencampuri kehidupan pribadi. Kalau di 1984 ada karakter “the Big Brother,” dalam 1Q84 ada karakter “Little Men.”

Satu hal lagi yang saya baca dari buku ini, Murakami seolah berpesan agar kita peduli dengan sekitar: jangan-jangan ketika kita menoleh sekarang ke langit, bulan sudah jadi dua. 😀

Ulasan yang indah. Terima kasih sudah berbagi. 😀

Liked by 1 person

Soalnya dari pengalaman orang-orang yang pernah saya tanya kesan awal mereka mengenal karyanya itu pasti bosan dan terlalu panjang. Kebuktian juga omongan mereka. Saya awal membaca Wind-up Bird Chronicle itu rasanya pada 100 halaman pertama dibuat bosan. Tapi saya terus lanjutkan ternyata komplikasi yang diberikan selanjutnya benar-benar bagus, makanya dibilang perlu kesabaran.

Sama seperti pada Kafka on The Shore, beliau menghubungkan ceritanya dengan relevansi terhadap Franz Kafka. Dari nama sang tokoh utama pun sudah terlihat sih. 1Q84 dalam hal ini direlevansikan dengan karya George Orwell, 1984. Sama-sama detail penggambaran suasana kota tahun 1984 yang dijelaskan secara detil, komplikasi cerita yang dialami tokoh pun tundak-tanduknya nyaris serupa. Sehingga seakan akan 1Q84 itu terjadi di Jepang sedangkan 1984 di luar tepatnya di Kepulauan Britania, namun secara linimasa sama. Menurut saya membuat cerita dalam satu waktu yang sama dengan karya orang lain apalagi tokoh ini sangat masyhur di kalangan novelis dunia itu benar-benar luar biasa.

Selain itu juga yang saya dapat tangkap secara garis besarnya, jangan menyerah pada sesuatu yang buruk seberapa lama dan buruknya itu, di akhir semua itu akan berganti menjadi keindahan.
Terus, jangan mengambil jalur darurat yang sudah ditutup. 😁

Liked by 1 person

Untuk baca Murakami, mesti tahan lama dengan sesuatu yang biasa-biasa saja. Tapi, setelah 100 halaman yang biasa-biasa saja itu, pembacanya bakal diajak masuk ke dunia yang kayaknya cuma Murakami yang bisa bikin 😀

Murakami, entah sengaja atau tidak, sepertinya ingin “menjangkarkan” dirinya sama sastra dan budaya pop dunia. Mungkin karena itu banyak referensi budaya pop dalam novel-novelnya. Lewat itu, pengetahuan pembaca juga jadi makin kaya. 😀

Hehehe… Iya juga ya, Mas. Salah ambil jalur akibatnya bisa seribuan halaman hahaha…

Like

Leave a comment